Minggu, 07 Desember 2008
Waspada Anthrax Jelang Idul Adha
Kata Anthrax selalu menjadi bahan perbincangan penting menjelang perayaan hari raya Idul Adha. Hal ini dikarenakan karena kata ini adalah nama dari suatu penyakit yang menyerang hewan ternak yang dipakai sebagai kurban yaitu sapi dan kambing. Penyakit menular akut yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis ini termasuk sebagai salah satu penyakit yang paling ditakuti di dunia.
Kalau sekedar hanya menyerang hewan ternak, mungkin tidak akan begitu ditakuti. Tetapi anthrax punya sifat zoonosa, yang berarti dapat menular dari hewan ke manusia. Tidak hanya itu, angka kematian yang ditimbulkan juga lumayan tinggi baik pada hewan ataupun manusia. Bakteri ini juga terkenal sangat sulit dibasmi karena membentuk spora yang tahan hidup bertahun-tahun di dalam tanah.
Anthrax sudah bertahan lebih dari 10 tahun walaupun sudah dimusnahkan. Bakterinya bisa hidup pada musim panas yang kemudian disusul oleh musim hujan secara terus menerus. Bakteri anthrax termasuk kuman tanah, spora dan bibit bakteri yang sudah tertanam puluhan tahun di dalam tanah bisa aktif kembali bila terbawa air hujan, menempel di rumput dan kemudian termakan oleh hewan ternak. Kuman ini akan langsung menyerang sel-sel darah, jaringan limfa, dan hati hewan yang terinfeksi. Serangan anthrax pada hewan berlangsung sangat cepat. Hanya dalam tempo 1-3 hari setelah terinfeksi, hewan akan mengalami kejang, pendarahan hebat dan akhirnya mati.
Sedangkan manusia bisa terjangkit anthrax karena tertular melalui:
- Kontak langsung dengan kuman penyakit yang ada di tanah/rumput, hewan yang sakit maupun bahan-bahan yang berasal dari hewan sakit seperti kulit, daging/tulang dan darah.
- Bakteri terhirup orang yang mengerjakan bulu hewan pada waktu menyortir. Penyakit dapat ditularkan melalui pernafasan bila seseorang menghirup spora anthrax tersebut.
- Memakan daging hewan yang sakit atau produk bahan hewan seperti sate, dendeng, abon.
- Terkena gigitan vektor atau pembawa kuman Anthrax, misalnya lalat piteuk (Tabanus sp.)
Mendekati hari raya Idul Adha, tentu saja yang paling harus diwaspadai adalah segala kontak dengan hewan kurban baik saat menyembelihnya atau memakannya. Kita harus benar-benar mengetahui bagaimana tanda-tanda hewan yang terserang penyakit ini. Gejala-gejala yang bisa diamati seperti:
- Menderita demam, gelisah, lemah, paha gemetar, nafsu makan hilang dan rubuh.
- Keluar darah dari dubur, mulut dan lubang hidung. Darah berwarna merah tua seperti kecap atau ter, agak berbau amis dan busuk serta sulit membeku.
- Pembengkakan di daerah leher, dada dan sisi lambung, pinggang dan alat kelamin luar.
- Kematian dalam waktu singkat tanpa disertai tanda-tanda sebelumnya.
Jika penyakit ini sudah menyerang manusia, gejala yang ada sangat bervariasi. Terdapat 4 tipe pada manusia saat terjangkit yang semuanya bisa berujung pada kematian:
- Tipe kulit (Cutaneous anthrax) dengan gejala demam, borok atau keropeng berwarna hitam di tengahnya dan radang pada kulit yang makin lama makin besar.
- Tipe pencernaan (Intestinal anthrax) dengan gejala hilang nafsu makan , demam, muntah darah, sakit perut dan diare.
- Tipe paru-paru (Inhalation anthrax) dengan gejala demam, sesak nafas, batuk darah dan bisa langsung mengakibatkan kematian.
- Tipe otak dengan gejala sakit kepala, kaku kuduk, kesadaran menurun dan kejang.
Melihat begitu berbahayanya penyakit ini, begitu hewan memperlihatkan gejala-gejala terjangkit, harus segera dilakukan langkah-langkah pengamanan. Yaitu segera lapor ke petugas peternakan setempat agar bisa dilaksanakan pengujian secara laboratorium untuk kepastian diagnosa penyakit. Hewan yang terjangkit dilarang keras disembelih dan harus diisolasi di di kandang sehingga tidak kontak dengan ternak lainnya. Hewan yang mati akibat Anthrax harus cepat dimusnahkan dengan cara dibakar dan dikubur di dalam lubang sedalam 2,5 meter, diberi kapur, ditimbun kembali dengan tanah dan bila perlu dicor dengan beton. Kandang, peralatan dan bahan lainnya yang tercemar spora atau kuman Anthrax harus didesinfektan dan dibakar. Kemudian harus dilakukan vaksinasi anthrax terhadap semua hewan yang rentan tertular di sekitar lokasi tertular Anthrax. Upaya vaksinasi ini tidak bisa menghilangkan bibit penyakit anthrax secara menyeluruh, tapi bisa meredam dan melokalisir. Di luar negeri, untuk mengatasi penyakit anthrax, dilakukan dengan mengosongkan sama sekali daerah endemik anthrax, serta mengolah dan membersihkan tanah yang diduga mengandung bibit penyakit tersebut.
Karena itu kewaspadaan, mutlak diperlukan saat membeli dan memilih hewan kurban. Sesuai ajaran agama pilihlah hewan kurban yang sehat dan segar. Jangan pilih hewan yang menampakkan gejala anthrax. Sebaiknya penyembelihan hewan kurban dilakukan dengan koordinasi bersama RT, RW, dan kantor dinas peternakan setempat, supaya bisa membantu memantau kesehatan dan keamanan hewan dan daging kurban. Sebaiknya penyembelihan dilakukan dengan prosedur yang benar. Ternak sebaiknya diistirahatkan minimal 12 jam sebelum penyembelihan. Dilaksanakan pemeriksaan kesehatan hewan (pemeriksaan ante mortem) sebelum disembelih. Sesudah disembelih dilaksanakan pemeriksaan pada daging (pemeriksaan post mortem).
Kiat-kiat lain yang dapat dilakukan tentu yaitu dengan memilih daging yang sehat. Tandanya, daging berwarna merah segar dan tidak suram atau layu kehitaman. Selanjutnya meskipun telah dilakukan pemeriksaan hewan semaksimal mungkin tak ada kelirunya jika Anda menerapkan cara memasak daging yang aman.
Spora anthrax secara teoritis bakal terbunuh tuntas bila dididihkan pada suhu 90 derajat celcius selama 45 menit atau 100 derajat celcius selama 10 menit. Cara ini bisa hanya dilakukan jika daging termasuk dimasak dalam bentuk gule, kare, soto, atau sop daging. Tetapi tidak demikian halnya dengan sate, yang kerap hanya matang di permukaan. Biasakan cuci bersih bahan makanan sebelum dimasak dan selalu mencuci tangan sebelum makan.
Meski sangat berbahaya, tak perlu panik jika ada sanak keluarga, kerabat Anda yang terlanjur terinfeksi anthrax. Antibiotik biasa misalnya penisilin, tetrasiklin, doxycycline, dan fluoroquinolones cukup ampuh membunuh kuman yang menginfeksi tubuh. Semakin dini pengobatan, semakin besar kemungkinan sembuh total. Hanya risiko kematian memang terus bisa membayang jika pengobatan tidak dilakukan sesegera mungkin. Mengenali gejala awal anthraks adalah langkah yang amat penting dilakukan
Source : Kapanlagi.com